Nama : Betyeka Anggiyangsari .R
NPM : 12214150
Kelas : 3EA14
Menurut Zimmerer,
pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika adalah manajer. Oleh
karena itu, ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etikanya, yaitu :
1. Immoral Manajemen
Manajer
Immoral didorong oleh Sumber : Thomas W. Zimmerer, Norman M.
Scarborough, Entrepreneurship and The New Ventura Formation 1996 hal.
21, alasan kepentingan dirinya sendiri demi keuntungan sendiri atau
perusahaannya. Kekuatan yang menggerakkan manajemen Imoral adalah
kerakusan/ ketamakan, yaitu berupa prestasi organisasi atau keberhasilan
personal. Manajemen immoral merupakan kutub yang berlawanan dengan
manajemen etika. Misalnya, pengusaha yang menggaji karyawannya dengan
gaji dibawah upah fisik minimum atau perusahaan yang meniru
produk-produk perusahaan lain, atau perusahaan percetakan yang
memperbanyak cetakannya melebihi kesepakatan dengan pemegang hak cipta
dan sebagainya.
Immoral
manajemen juga merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam
menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen
tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud
dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia
menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku bisnis yang tergolong pada
tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan
kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan
diri sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka. Kelompok
manajemen ini selalu menghindari diri dari yang disebut etika. Bahkan
hukum dianggap sebagai batu sandungan dalam menjalankan bisnisnya.
2. Amoral Manajemen
Tujuan
utama dari manajemen amoral adalah juga profit, akan tetapi tindakannya
berbeda dengan manajemen immoral. Ada satu cara kunci yang
membedakannya, yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar hukum atau
norma etika. Bahkan pada manajemen amoral adalah bebas kendali dalam
mengambil keputusan, artinya mereka tidak mempertimbangkan etika dalam
mengambil keputusan. Salah satu contoh dari manajemen amoral adalah
penggunaan test lie detector bagi calon karyawan.
Tingkatan
kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah amoral
manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe
manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau
moralitas. ). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka,
bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung
atau tidak langsung akan memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena
itu, mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan apakah aktivitas
bisnisnya sudah memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe ini
mungkin saja punya niat baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa
keputusan dan aktivitas bisnis mereka apakah merugikan pihak lain atau
tidak.
3. Moral Manajemen
Manajemen
moral juga bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi dengan
menggunakan aspek legal dan prinsip-prinsip etika. Filosofi manajer
moral selalu melihat hukum sebagai standar minimum untuk beretika dalam
perilaku. Dalam
moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level
standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya.
Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi
aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan
prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang
termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi
hanya jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga tidak
melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran,
dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.
Sumber nilai etika
a. Agama
Banyak ajaran dan paham pada masing-masing agama. Dengan maksud pengertian Agama adalah
sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari
kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol,
dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan /
atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan
mereka tentang kosmos dansifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.
b. Filosofi
Pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang. Arti Filosofi
yaitu studi mengenai kebijaksanaan, dasar dasar pengetahuan, dan proses
yang digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandangan mengenai
suatu kehidupan. Filosofi memberi pandangan dan menyatakan secara tidak
langsung mengenai sistem kenyakinan dan kepercayaan. Setiap
filosofi individu akan dikembangkan dan akan mempengaruhi prilaku dan
sikap individu tersebut. Seseorang akan mengembangkan filosofinya
melalui belajar dari hubungan interpersona, pengalaman pendidikan formal
dan informal, keagamaan, budaya dan lingkungannya.
c. Budaya
Ciri khas utama yang paling menonjol yaitu kekuluargaan dan hubungan kekerabatan yang erat. Definisi budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adatistiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasidengan
orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.
d. Hukum
Biasanya hukum dibuat setelah pelanggaran – pelanggaran terjadi dalam komunitas. Arti hukum adalah
sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan. Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai
perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum
menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi
manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka
yang akan dipilih.
Administratif
hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah,
sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara
dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau
tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa “Sebuah supremasi
hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan
tirani yang merajalela.”
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi etika manajerial mencakup :
1. Leadership
Kepemimpinan
(Leadership) adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi memotivasi,
dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas
dan keberhasilan organisasi … (House et. Al., 1999 : 184). Menurut
Handoko (2000 : 294) definisi atau pengertian kepemimpinan telah
didefiinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang
yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh
pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan
tugasnya.
Ada
tiga implikasi penting dari definisi tersebut, antara lain: Pertama,
kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan
mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpinan, para anggota kelompok
membantu menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses
kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan
seorang manajer akan menjadi tidak relevan. Kedua, kepemimpinan
menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara para
pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk
mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota
kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara
langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak
langsung. Ketiga, pemimpin mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain,
para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus
dilakukan tetapi juga dapat memepengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan
perintahnya.
2. Strategi dan Performasi
Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.Fungsi
yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam
menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya
mencapai tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa harus
menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan
yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang
ingin dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena
keseluruhan strategi perusahaan yang disebut excellence harus bisa
melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan
perusahaan dengan cara yang jujur.
3. Karakteristik individu
Merupakan
suatu proses psikologi yang mempengaruhi individu dalam memperoleh,
mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta pengalaman.
Karakteristik individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang
menggerakan dan mempengaruhi perilaku individu”.
4. Budaya Organisasi
Menurut
Mangkunegara, (2005:113), budaya organisasi adalah seperangkat asumsi
atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam
organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya
untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.
Budaya organisasi juga berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami
karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah
karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah
suatu sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerjayang lebih bersifat evaluatif
ETIKA MANAJERIAL
Pengertian dari etika, sampai saat ini belum memiliki definisi yang
jelas. Istilah etika mengacu pada peraturan atau prinsip yang
mendefinisikan tindakan benar dan salah. Menurut kamus bahasa Indonesia,
etika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak ataupun
moral. Pengertian etika lainnya dalam Webster’s New Colegiate Dictionary
mendefinisikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari atau membicarakan
apa yang baik dan buruk, dan apa tugas dan kewajiban moral. Selain itu
etika dapat diartikan pula sebagai sebuah studi bagaimana keputusan kita
mempengaruhi orang lain.
Ada 4 pandangan mengenai etika :
- Pandangan etika utilitarian yaitu pandangan etika yang mengatakan bahwa keputusan etika yang dibuat semata-mata berdasarkan hasil atau akibat keputusan itu. Teori utilitarian menggunakan metode kuantitatif untuk pembuatan keputusan-keputusan etis dengan melihat pada bagaimana cara memberikan manfaat terbesar bagi jumlah terbesar.
- Pandangan etika hak yaitu pandangan yang peduli terhadap penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan pribadi individu,seperti hak terhadap kerahasiaa,kebebasan suara hati,dan kemerdekaan berbicara.
- Pandangan etika teori keadilan yaitu pandangan etika dimana para manajer memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan dan perundang undangan secara di bidang hukum. Menerapkan standar keadilan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Pandangan ini melindungi kepentingan para pemercaya yang mungkin tidak mewakili perwakilan yang memadai atau tidak mempunyai kekuasaan.
- Pandangan etika teori kontrak sosial terpadu yaitu pandangan etika yang mengusulkan bahwa keputusan etika harus didasarkan pada sejumlah faktor empiris dan faktor normatif.
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam
pekerjaan mereka. Ricky W. Griffin dalam bukunya yang berjudul Business
mengklasifikasikan etika manajerial ke dalam tiga kategori:
- Perilaku terhadap karyawan
Kategori ini meliputi aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah dan
kerja, serta privasi dan respek. Pedoman etis dan hukum mengemukakan
bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada
kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap
tidak etis dalam kategori ini misalnya mengurangi upah pekerja karena
tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh lantaran takut kehilangan
pekerjaannya.
- Perilaku terhadap organisasi
Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan
organisasinya. masalah yang terjadi terutama menyangkut tentang
kejujuran, konflik kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang
sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran atau mencuri
barang milik perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang
individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun
merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap. Sementara itu, masalah
pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di antaranya
menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.
- Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Seorang manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan
dengan agen-agen ekonomi lain-seperti pelanggan, pesaing, pemegang
saham, pemasok, distributor, dan serikat buruh.
Agar perusahaan tersebut baik di mata dunia maka seorang manajer
harus memiliki etika yang baik. Para manajer yang memiliki etika yang
baik akan melaksanakan tugas-tugasnya sebagai manajer dengan penuh
tanggung jawab. Etika dipergunakan dimana saja ia berada. Baik dalam
mengambil keputusan, memimpin suatu rapat, berinteraksi kepada rekan
kerjanya, dan terhadap para karyawannya.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Perilaku etis terjadi bila manajer dan karyawan mengikuti prinsip dan
nilai-nilai yang disepakati. Manajer dapat memberikan contoh untuk
melakukan perilaku etis dengan menetapkan standar menyangkut penggunaan
sumber daya organisasi untuk kepentingan perusahaan daan bukan
kepentingan pribadi, menangani informasi secara jujur dan rahasia, tidak
menggunakan wewenang mereka untuk mempengaruhi orang lain melakukan
perilaku tidak etis, tidak membuat kebijakan yang tidak sengaja membuat
karyawan berperilaku tidak etis dengan menetapkan tujuan yang masuk
akal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi etika manajerial sebagai berikut :
- Manajer secara pribadi, pengaruh keluarga, nilai-nilai dan agama serta kebutuhan dan standar pribadi akan menentukan tindakan etis dari manajer pada situasi-situasi tertentu.
- Organisasi, mempengaruhi etika manajerial berdasarkan kebijaksanaan, aturan, perilaku atasan dan perilaku rekan sekerja yang dapat mendukung dan mendorong tumbuhnya budaya organisasi sehingga mempengaruhi perilaku etis manajer dan karyawan.
- Lingkungan luar, seperti peraturan pemerintah, norma dan nilai masyarakat serta keadaan industri atau pesaing mempengaruhi perilaku mereka dalam organisasi.
Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility ) adalah Manajemen
mempertimbangkan dampak hukum, etika, sosial dan ekonomi dalam membuat
keputusan-keputusan yang etis atau; Kewajiban perusahaan untuk
merumuskan kebijakan, mengambil keputusan dan melaksanakan tindakan yang
memberikan manfaat kepada masyarakat.
Sumber:
https://janetfuyuko.wordpress.com/2016/10/19/model-etika-dalam-bisnis-sumber-nilai-etika-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-etika-manajerial/
https://novieidr.wordpress.com/2015/12/15/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-etika-manajerial-2/